UNTAIAN NASEHAT SAAT RAMADHAN

UNTAIAN NASEHAT KETIKA MEMASUKI RAMADHAN

Sumber :

Powerfull Ramadhan: Mengoptimalkan amal Ibadah Sebelum, Saat dan Setelah Ramadhan

Oleh:

Ya’qub, Muhammad Husain

 

Untuk menyambut Ramadhan dengan penyambutan semestinya harus ada pemisahan yang tegas antara hal-hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Berkenaan dengan hal tersebut ada beberapa untaian nasehat yang bisa diterapkan

1.Berdamailah dengan obrolan dan perdebatan

a. ciptakan lingkungan yang bernuansakan Ramadhan dan keimanan bersama istri dan anak-anak dirumah

Usahakan agar semua permasalahan dalam keluarga diselesaikan sebelum memasuki bulan Ramadahan sampai ke akarnya. Buatlah suasana rumah menjadi senyaman mungkin untuk melaksanakan puasa.

b. kurangi obrolan yang tidak bermanfaat

Berhati-hatilah dari banyak bicara dan berhati-hatilah untuk tidak berlebihan dalam memperbincangkan urusan dunia, sebab ia bisa mengeraskan hati.Sambutlah Ramadhan dengan puasa dari perkataan juga

c. jangan terlalu banyak tidur

Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan sebanyak mungkin amal kebaikan. Kesempatan Ramadhan hanya ada satu bulan dalam setahun.

d.Berdamailah dengan orang-orang disekitar anda

Saat Ramadhan batasilah interaksi anda hanya pada hal-hal yang bermanfaat saja. Batasilah interaksi tersebut agar tidak berlebihan.

e.tundukkan pandangan mata anda

Hindarkan pandangan anda dari hal-hal yang menimbulkan dosa, seperti memandang wanita yang tidak menutup aurat dan sebagainya. Sibukkan mata anda dengan memandang al Quran, niscaya kedua mata anda akan terjaga.

2.Berdamailah dengan kaum kerabat dan kedua orang tua

Mulailah Ramadhan dengan menyambung silaturahmi, karena dukungan keluarga dan orang-orang terdekat sangat membantu kita dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Kita harus menyadari bahwa nuansa keimanan bergandeng erat dengan kenyamanan dan kelembutan,

3.Bersihkan diri dari dosa, maksiat dan keburukan

a.Jangan lagi melanggar aturan Allah SWT

Saat memasuki Ramadhan anda harus berjanji dengan diri sendiri untukmeninggalkan segala bentuk maksiat dan keburukan. Bertaubatlah mencakup segala bentuk dosa, menyesali segala hal yang telah lewat dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi.,

b.Jauhkan diri dari sebab-sebab kemaksiatan

Hindarkan diri dari segala penyebab kemaksiatan, agar anda bisa menjaga eksistensi iman. Kemaksiatan menorehkan noda di hati, menghitamkan wajah dan melahirkan kebencian di hati makhluk.

c.Bertekad untuk tidak mengulangi

Hendaknya anda mencanangkan niat yang tulus dan jujur untuk tidak mengulangi dosa yang telah dilakukan, sebab ada kebinasaan untuk anda didalam tindakan mengulang dosa tersebut.

4.Berhentilah bersikap boros

Allah swt menyuruh kita untuk bersikap pertengahan dalam membelanjakan harta. Allah juga mengharamkan sikap boros.

Jika ada kelebihan harta anda bisa melakukan sedekah, menyediakan buka bagi orang-orang yang berpuasa dan memberi makan kepada fakir miskin.

5.Kurangilah memikirkan urusan dunia

Pikirkanlah dunia sewajarnya saja

6.Jangan menyiksa diri dengan beban dunia

Bebaskan diri anda dari segala jenis kemaksiatan karena ia akan membebani anda di dunia dan akhirat. Hiasilah hati anda dengan ketaatan.

7.Buang semua keinginan dan ambisi dunia

Buanglah semua ambisi keduniaan dari hati anda. Niatkan semua kegiatan anda semata-mata karena Ridlo Allah swt, meskipun pada lahirnya anda sedang mengerjakan pekerjaan dunia.

MERENCANAKAN KEGIATAN IBADAH HARIAN DI BULAN RAMADHAN

ISILAH HARI-HARI ANDA DENGAN IBADAH

Sumber : Powerfull Ramadhan: Mengoptimalkan amal Ibadah Sebelum, Saat dan Setelah Ramadhan

Oleh  :       Ya’qub, Muhammad Husain

 

Untuk mendapatkan faedah-sebesar-besarnya dari bulan ramadhan sebaiknya kita menyusun program harian selama sebulan penuh.

Secara garis besar program tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

  1. Awali hari Anda dengan sholat dan dzikir

Banyak sekali keutamaan keutamaan yang diperoleh bagi mereka-mereka yang mengawali harinya dengan sholat berjamaah dan berdzikir.

Adapun keutamaan – keutamaan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Pertama mereka akan mendapatkan sholawat dari Allah dan Malaikat
  2. Mereka akan mendapat pengampunan dosa
  3. Mendapatkan kesempatanuntuk melaksanakan sholat-sholat sunnah
  4. Mereka lebih mudah mendapatkan khusyu’ dalam sholat
  5. Mereka lebih mudah menghafalkan al quran

 

  1. Laksanakan amalan-amalan rutin berikut ini setelah sholat subuh

Setelah melaksanakan sholat subuh lakukanlah amalan-amalan sebagai berikut:

  1. Membaca dzikir-dzikir pagi

Anda bisa membaca dzikir-dzikir pagi yang sudah lazim anda lakukan. Jika belum terbiasa, anda bisa berdzikir dengan dzikir-dzikir yang terdapat di hadist-hadist nabi Muhammad SAW sebagaimana banyak dihimpun dalam berbagai buku.

2. Membaca wirid al quran anda

Setelah membaca dzikir pagi, lanjutkan dengan membaca wirid Al quran anda. Tentukan sendiri seberapa banyak anda membaca al quran, seusaikan dengan kekuatan anda.

3. Menerapkan 5M (Musayrathah, Muraqabah, Mujahadah, Muhasabah, Mu’aqabah)

4. Sholat dhuha

 

  1. Kendalikan diri anda saat beraktifitas di pekerjaan

Sibukkan diri anda dengan pekerjaan saja dan bersikaplah professional. Bila tidak ada pekerjaan, sibukkan diri anda dengan bacaan Al-Quran dan dzikir. Jangan Anda lengah dan bosan.

Jauhi perkara-perkara yang bisa menghapus pahala puasa seperti ghibah, dusta, berkata keji dan kotor dan lain-lain.

Lupakanlah tertawa dan obrolan kosong di siang hari bulan ramadhan. Biasakanlah melakukan mujahadah (kesungguhan)

Berangkatlah bekerja dalam kondisi berdzikir, persiapkanlah bacaan dzikir anda, agar anda termotivasi

 

  1. Pergunakan waktu sebaik mungkin dengan keluarga selepas aktifitas bekerja

Setelah anda pulang dari bekerja, temuilah anak dan istri anda dengan senyum dan salam. Awali perbincangan dengan bertanya tentang sholat  dan amal ibadah. Seperti bertanya tentang shalat yang telah mereka dirikan, bacaan al-Quran mereka, bacaan dzikir dan sebagainya

Saat waktu senggang ajaklah anak dan isri anda menambah amal ibadah, seperti membaca al quran, berdzikir atau yang lain.

 

  1. Berbuka bersama

Alangkah baiknya jika sebelum berbuka, anda membaca dzikir sore. Setelah adzan, berbukalah dengan tiga kurma dan sedikit air. Jangan lupa bahwa orang berbuka mempunyai waktu dikabulkannya doa. Lantas permintaan apa yang Anda sampaikan di dalam doa Anda?

Mohonlah surga dan sebab-sebab ke arahnya dalam segala ucapan dan perbuatan. Berlindunglah kepada Allah dari neraka dan segala hal yang mendekatkan kepadanya, yang mencakup ucapan dan perbuatan.

Sebaiknya anda menyisihkan sedikit dari makanan anda untuk memberi buka kepada orang lain yang berpuasa. Sehingga anda mendapat tambahan pahala sebesar pahala orang yang berpuasa tersebut.

 

  1. Sholat isya dan tarawih

Setelah menyantap makanan berbuka, segeralah keluar masjid untuk shalat isya’ dilanjutkan dengan taraweh. Pilihlah masjid yang tenang,  bersih dan imam yang saat membacaAl Quran anda menjadi tenang dan takut pada Allah.

 

  1. Amalan-amalan setelah sholat tarawih

Setelah anda pulang dari taraweh, bacalah satu juz al quran, selanjutnya duduklah untuk bermuhasabah. Lalu tidurlah dengan segera agar anda bisa bangun dengan segera

PENGUASAAN KOMPETENSI

PENGUASAAN KOMPETENSI

Salah satu konsep yang dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh tatkala menyiapkan Undang-Undang pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah persaingan.

Undang-undang ini sedapat mungkin dapat mengarahkan pendidikan Indonesia menghasilkan lulusan yang mampu bersaing. Sekurang-kurangnya mampu memenangkan perebutan lapangan kerja di dalam negeri, jangan sampai terlalu banyak diambil oleh orang dari luar negeri. Syukur-syukur lulusan dapat mengambil lapangan kerja yang ada di luar negeri.

Untuk lebih memahami tentang penguasaan kompetensi tersebut ada baiknya kita menggunakan slogan UNESCO yaitu (knowing, doing, being)

UNESCO mengeluarkan slogan bahwa tujuan pendidikan ada empat yaitu mendidik murid agar tahu (learning to knowing), agar murid tahu cara melaksanakan pengetahuannya itu (learning to do), dan agar murid menjalani kehidupan seperti yang diketahuinya itu (learning to be)

Jadi sebenarnya penguasaan kompetensi bisa berarti penguasaan lulusan untuk terampil menjalani hidup. Ini yang sering disebut life skill. Dalam kehidupan itu orang harus memiliki keimanan yang tahan banting, harus sehat dan kuat, harus mampu hidup berdampingan dengan orang lain, harus memiliki keterampilan dalam salah satu bidang pekerjaan.

Jelaslah bahwa keterampilan kerja itu hanya bagian sangat kecil dari syarat life skill. Jadi bisa disimpulkan bahwa jika penguasaan kompetensi hanya diartikan mampu mengerjakan sesuatu, itu mengerucut dan sangat berbahaya bagi kehidupan.

 

 

.

 

 

 

 

 

Sumber : Tafsir Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja RosdaKarya

 

 

 

PENDIDIKAN BERORIENTASI KOMPETENSI

PENDIDIKAN BERORIENTASI KOMPETENSI

      Sebenarnya ada atau tidak ada pendidikan berorientasi kompetensi, jika pendidikan dilakukan dengan benar, pasti hasilnya adalah kompetensi. Jadi perbaikan-perbaikan yang selama ini dilakukan sejatinya adalah penekanan pada perbaikan proses pembelajaran tersebut.

Yang penting dan harus dipahami adalah kompetensi itu adalah keterampilan dalam menjalankan hidup. Bukan hanya keterampilan mengerjakan sesuatu, apalagi kalau sesuatu itu selalu dihubungkan dengan mendapatkan uang. Keterampilan mendapatkan uang hanya sebagian kecil dari tujuan kompetensi tersebut.

Sebenarnya ada teori yang sangat sederhana dan hasil pendidikannya pasti berupa penguasaan kompetensi. Teorinya “ bila setiap topik atau tema pelajaran atau sesuatu program diajarkan teorinya lewat tatap muka, lalu teori itu dipraktikumkan, lalu teori itu dipraktekkan, maka teori itu pasti akan dikuasai sampai tingkat kompetensi”.

Teori sederhana itu akan sangat baik jika didampingi oleh teori-teori lain. Tetapi jika Anda tidak sempat, pakai saja teori sederhana itu. Tatap Muka, Praktikum, praktek.; ada kalanya tatap muka dan praktikum saja, kadang-kadang tatap muka dan praktek saja. Hal ini disesuaikan dengan materi dan kebutuhan dalam proses pembelajaran

 

 

.

 

 

 

 

 

Sumber : Tafsir Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja RosdaKarya

TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan pendidikan sama dengan tujuan manusia. Manusia menginginkan semua manusia, termasuk anak turunnya, menjadi orang yang baik.

Kualitas baik seseorang ditentukan oleh pandangan hidupnya. Bila pandangan hidupnya berupa agama, maka manusia yang baik adalah manusia yang baik menurut agamanya. Demikian juga bila pandangan hidupnya berupa filsafat ataupun warisan nilai dari nenek moyangnya.

Dari sinilah muncul perbedaan – perbedaan tujuan pendidikan tiap manusia. Untunglah setiap Negara mempunyai filsafat Negara. Sehingga tujuan pendidikan bisa dipersempit sesuai dengan filsafat Negara tersebut.

Bila berdasarkan filsafat Negara masih terdapat perbedaan, maka pemerintah bisa mengatasinya dengan memperbolehkan usaha pendidikan menambah atau mengurangi rumusan tujuan itu, asal dapat menjamin lulusannya menjadi warga Negara yang baik (menurut undang-undang Negara).

 

Sumber : Tafsir Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja RosdaKarya

DASAR PENDIDIKAN

DASAR  PENDIDIKAN

Untuk menghasilkan lulusan yang bagus, pendidikan harus dirancang sebaik-baiknya. Dalam rancangan itu harus diletakkan dan dipertanggungjawabkan dasar  yang kokoh bagi rancangan dan pekerjaan pendidikan tersebut.

Dasar itu harus dapat menjamin lulusan pendidikan menjadi manusia sebaik-baiknya.

A. Rasionalisme Sebagai Dasar Pendidikan

Pendidikan selalu diwarnai oleh pandangan hidup manusia. Salah satu pandangan hidup tersebut adalah Rasionalisme. Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa kebenaran diperoleh melalui akal dan diukur dengan akal. Atau, akal itulah alat pencari dan pengukur kebenaran

Pendidikan menurut rasionalisme harus dirancang menurut akal. Jadi akal itulah yang menjadi dasar pendidikan.

Penggunaan akal sebagai alat pencari kebenaran dan pengukur kebenaran telah digunakan oleh manusia sejak zaman Yunani. Mereka lebih dikenal dengan kelompok sophist dengan tokoh-tokohnya seperti Protagoras, Parmanides dan Georgias. Mereka menyatakan bahwa kebenaran itu relative. Intinya semua berubah, kecuali satu yaitu perubahan itu sendiri

Tetapi setelah itu muncullah Socrates yang menyatakan bahwa tidak semua kebenaran itu relative, sebagian kebenaran ada yang bersifat mutlak. Socrates mengingatkan bila berfikir logis digunakan dengan cara demikian, itu akan sangat berbahaya.

Sekalipun demikian, satu hal yang perlu dijaga yaitu akal memang alat pencari dan pengukur kebenaran. Tetapi akal bukan satu-satunya

B. Filsafat Negara Sebagai Dasar Pendidikan

Negara terbentuk karena adanya kesepakatan warga Negara untuk hidup bersama. Yang disepakati warga Negara tersebut ialah nilai-nilai utama yang akan menjadi sumber peraturan dalam menjalankan Negara. Nilai-nilai utama itu disebut filsafat Negara. Nilai-nilai dalam Negara itulah yang akan mengoperasikan Negara itu.

Agar nilai-nilai luhur yang ada pada filsafat negara bisa operasional, maka nilai-nilai tersebut harus dioperasikan lewat Undang-Undang Dasar (UUD). Selanjutnya jika UUD belum juga operasional, maka berturut-turut harus dioperasionalkan melalui Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen), Petunjuk Teknis (Juknis) dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak).

Karena Filsafat Negara Indonesia adalah Pancasila, maka nilai-nilai Pancasila harus diturunkan sampai pada tahap Juklak. Inti dari Pancasila adalah sila pertama yang berisi ajaran bahwa (1) warga negara Indonesia harus beragama, (2) operasional negara harus sesuai dengan ajaran agama.

Untuk menjamin semua tingkat dan jenis peraturan itu menjamin kearah beragama maka cara menurunkan nilai Pancasila itu mengikuti logika berikut. Pancasila itu core nya adalah keimanan (beragama); tatkala turun ke UUD maka UUD itu corenya haruslah keimanan atau beragama; tatkala UUD itu turun ke bermacam-macam UU, maka setiap UU itu core nya harus keimanan atau beragama dan begitulah seterusnya sampai ke semua JUKLAK haruslah menjadikan keimanan atau beragama menjadi core

 C. Memperkuat Dasar Bagi Nilai-Nilai

Tugas pendidikan, termasuk pendidikan di sekolah yang paling utama ialah menanamkan nilai-nilai. Dari nilai-nilai inilah nanti akan terbentuk suatu kebudayaan bangsa. Disinilah terletak masalah utama, nilai manakah yang perlu ditanamkan pada peserta didik?

Karena filsafat Negara kita adalah Pancasila, maka seharusnya yang kita tanamkan adalah nilai-nilai Pancasila. Akan tetapi masih perlu dipertanyakan lagi, cukup memadaikah Pancasila itu dijadikan sumber kebudayaan? Cukup benar dan baikkah kebudayaan yang dikembangkan dari Pancasila

Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus tahu dulu apa saja nilai dasar dalam Pancasila itu?

Ada lima nilai dasar dalam Pancasila. Pertama, orang Indonesia harus beriman kepada Tuhan YME menurut agamanya masing-masing. Makna penting dalam nilai ini ialah kebudayaan kita tidak boleh berkembang sekularisme apalagi atheism.

Nilai ini menjiwai empat nilai yang lain. Dengan demikian, nilai kedua ialah kemanusiaan yang adil dan beradab berdasarkan keimanan kepada Tuhan YME. Nilai ketiga ialah persatuan Indonesia yang bedasarkan keimanan kepada Tuhan YME. Keempat ialah kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berdasar keimanan kepada Tuhan YME, dan kelima keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan YME.

Nilai pertama mempunyai fungsi ganda, pertama ia merupakan salah satu nilai dari lima nilai dasar, kedua ia menempati inti yang menjiwai, mewarnai atau mendasari serta mengarahkan empat nilai lainnya. Hal itu tergambar dari lambang yang terdapat pada dada burung garuda. Dimana gambar bintang mengambil sebagian  daerah empat lambang lainnya.

Dari kelima nilai dasar tersebut jika dijabarkan lebih rinci akan memunculkan nilai-nilai yang begitu banyak dan amat mencukupi untuk dijadikan sumber dalam mengembangkan budaya bangsa kita.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Pancasila sudah cocok dan cukup untuk menjadi nilai-nilai dasar bagi berkembangnya budaya bangsa Indonesia.

 

.

 

 

 

 

 

Sumber : Tafsir Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja RosdaKarya

 

 

 

HAKEKAT PENDIDIKAN

HAKEKAT PENDIDIKAN

 

  1. Arti Pendidikan

Menurut orang-orang Yunani, lebih kurang 600 SM, pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia. Ada dua kata penting dalam kalimat itu, pertama “membantu” dan kedua “manusia”.

  1. Manusia

Karena tujuan mendidik adalah memanusiakan manusia, maka agar tujuan dapat dicapai dan program dapat disusun maka ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia haruslah jelas.

Seperti apa kriteria manusia yang menjadi tujuan pendidikan itu? Tentulah hal ini akan ditentukan oleh filsafat hidup masing-masing orang. Orang Yunani lama  menentukan tiga syarat untuk disebut manusia. Pertama memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri (Emotional Quotient); kedua cinta tanah air; dan ketiga berpengetahuan

Kemampuan mengendalikan diri memang penting dalam hidup ini. Bahkan Goleman mengatakan bahwa EQ lebih penting dari pada IQ. Banyak orang celaka karena tidak dapat mengendalikan diri tersebut.

Cinta tanah air menurut orang Yunani lama adalah cinta pada tempat tinggal. Dalam arti sesorang tidak boleh merusak alam maupun tatanan sosial dimanapun dia tinggal. Meskipun ia tinggal di Negara orang lain, ia tetap akan memelihara tempat tinggalnya tersebut dengan sebaik-baiknya.

Syarat ketiga adalah berpengetahuan. Intinya manusia dikatakan manusia jika ia dapat berfikir dengan benar. Mendengar ini pasti akan ada orang yang bertanya, apa ada orang yang berfikir tidak benar. Banyak, orang gila misalnya. Atau orang yang sudah mapan ekonominya tapi masih korupsi, jelas orang itu tidak mampu berfikir dengan benar.

Konsep-konsep dari orang Yunani ini agaknya masih relevan untuk diterapkan dimasa sekarang

 

  1. Membantu/Menolong

Aspek pendidikan kedua adalah menolong. Mengapa menolong, bukan mencetak atau mewujudkan? Karena pendidik mengetahui bahwa pada manusia ada potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi manusia, tetapi ada potensi juga untuk menjadi bukan manusia (walaupun secara fisik manusia).

Kata “menolong” juga menegaskan bahwa perbuatan mendidik itu hanya sekedar menolong. Jadi pendidik harusnya sudah mengetahui bahwa muridnya itu nanti ada yang akan berhasil menjadi manusia dan ada yang tidak. Atau dengan kata lain ada yang berhasil ditolong dan ada yang tidak.

Kata “menolong” juga mengkiaskan agar pendidik tidak sombong. Bila berhasil maka hasil itu adalah berkat usaha murid itu sendiri dan usaha orang lain atau pengaruh dari lainnya, walaupun sebagiannya memang merupakan hasil si pendidik.

Kata “menolong” juga mengajarkan kepada pendidik bahwa ia mestilah melakukan pertolongan itu dengan kasih sayang. Tidak ada pertolongan yang kosong dari kasih sayang. Konsekwensinya ialah pendidik tidak akan berhasil menolong bila dalam menolong itu tidak ada rasa kasih sayang kepada yang ditolong. Sayang kepada murid dalam pendidikan tidaklah bisa disamakan dengan sayang kepada anak sendiri. Yang mungkin adalah sayang dalam bentuk perhatian, khawatir kalau-kalau murid itu tidak berkembang menjadi manusia yang diharapkan

Kata “menolong” juga mengandung pengertian selalu ke arah yang benar. Jadi pertolongan yang diberikan pendidik kepada murid harus berisi sesuatu yang benar. Karena itu pendidik tidak mengenal istilah “mendidik anak mencuri atau mendidik anak berbohong”.

 

 

 

Sumber : Tafsir Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja RosdaKarya

HAKEKAT MANUSIA

HAKEKAT MANUSIA

 

A.   Manusia Menurut Manusia

Socrates berpendapat bahwa dalam diri manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan dunia. Tetapi sering kali manusia tidak menyadari bahwa dalam dirinya terpendam jawaban-jawaban bagi persoalan yang dipertanyakannya. Karena itu perlu ada orang lain yang membantu orang itu untuk mengemukakan jawaban-jawaban yang masih terpendam tersebut. Perlu ada seseorang yang membantu orang itu untuk melahirkan ide yang ada dalam manusia tersebut.

Plato berpendapat bahwa jiwa manusia memiliki tiga elemen yaitu roh, nafsu dan rasio. Dalam operasionalnya, dia mengandaikan roh seperti kuda putih yang menarik kereta bersama kuda hitam (nafsu) yang dikendalikan oleh kusir yaitu rasio yang berusaha mengontrol laju kereta agar tetap stabil. Selain itu Plato juga mengatakan bahwa manusia itu harus hidup bermasyarakat, ia tidak dapat hidup sendiri.

Berdasarkan tiga unsur tadi plato membagi manusia membagi manusia menjadi tiga kelompok. Pertama, manusia yang didominasi oleh rasio yang hasrat utamanya adalah meraih pengetahuan. Kedua, manusia yang didominasi  roh yang hasrat utamanya adalah meraih raputasi dan ketiga  manusia yang didominasi nafsu yang hasrat utamanya pada materi. Tugas rasio adalah mengontrol roh dan nafsu.

Rene Descartes  berpendapat bahwa akal (rasio) adalah esensi (hakekat) dari manusia. Descartes berpendapat bahwa berfikir itu sangat sentral bagi manusia, manusia menyadari keberadaannya karena ia berfikir (cogito ergo sum). Bahkan ia meyakini bahwa yang ada itu hanyalah dirinya sendiri karena satu-satunya yang ia ketahui adalah dirinya sendiri.

Thomas Hobbes  mengatakan bahwa pada hakikatnya semua orang bersifat mementingkan dirinya sendiri, dalam memenuhi  kepentingan diri sendiri itulah justru manusia harus mengakui hak-hak orang lain. Dengan demikian, manusia menyusun dan menyetujui semacam kontrak social yang mengatakan bahwa setiap orang harus menghargai dan menjaga orang lain. Akhirnya kontrak social inilah yang menjadi salah satu hakikat manusia.

John Locke  mengatakan bahwa jiwa manusia saat dilahirkan laksana kertas bersih (teori tabula rasa). Pengalamanlah yang paling menentukan keadaan seseorang.

Immanuel Kant mengatakan bahwa manusia adalah makhluk rasional, manusia bebas bertindak berdasarkan alasan moral, manusia bertindak bukan hanya untuk kepentingannya sendiri. Jadi tatkala manusia akan bertindak pasti ia memiliki alas an melakukannya. Selain itu Kant juga berpendapat bahwa manusia tidak akan mampu mengenali dirinya sendiri. Mausia mengenali dirinya berdasarkan apa yang tampak saja (baik secara empiris maupun batin)

 

B.   Manusia Menurut Tuhan

Untuk dapat mengetahui hakekat manusia menurut Tuhan, kita harus merujuk Al Quran yang merupakan firman Allah swt. Hakekat manusia menurut Al Quran ialah bahwa manusia itu terdiri dari unsure jasmani, akal dan ruhani yang ketiganya menyusun manusia menjadi satu kesatuan.

 

C.   Inti Manusia

Ibarat bawang merah, maka inti manusia adalah lembaga (kotiledon) yang tersembunyi di dalam banyak sekali tumpukan kulit-kulit bawang. Apa yang menjadi inti manusia?

Manusia hidup dikendalikan oleh world view-nya, karena iman adalah suatu world view, maka manusia dikendalikan oleh imannya. Jadi inti manusia adalah imannya. Karena iman itu berada di kalbu, maka dapat dikatakan bahwa inti manusia adalah kalbunya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa inti manusia adalah imannya yang berada dalam kalbu.

 

 

Sumber : Tafsir Ahmad.2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja RosdaKarya

 

 

 

Template RPP K-13 Revisi Nasional

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Judul: …………………

 

Satuan Pendidikan                :

Mata Pelajaran                       :

Kelas/Semester                      :

Alokasi Waktu                       : … (Misal: 3 Pertemuan (6 JP))

 

  1. Kompetensi Inti

 

(Tulis KI yang sesuai, yaitu KI kelas X, XI, XII).

 

 

  1. Kompetensi Dasar

 

(Pilih dan kemudian tulis masing-masing KD dari KI 3, dan 4 yang saling terkait).

 

CONTOH:

 

3.1. …

4.1. …

 

  1. Indikator Pencapaian Kompetensi

 

(Rumuskan 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi untuk setiap KD).

 

KD 3.1:

 

3.1.1. … (Rumuskan perilaku spesifik untuk PENGETAHUAN FAKTUAL yang dapat diamati dan diukur).

3.1.2. … (Rumuskan perilaku spesifik untuk PENGETAHUAN KONSEPTUAL yang dapat diamati dan diukur).

3.1.3. … (Rumuskan perilaku spesifik untuk PENGETAHUAN PROSEDURAL yang dapat diamati dan diukur).

3.1.4.  … (Rumuskan perilaku spesifik untuk PENGETAHUAN META KOGNITIF yang dapat diamati dan diukur).

 

Catatan:

 

  1. Apakah indikator pencapaian kompetensi pengetahuan mencakup baik pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tergantung pada isi KD. Dengan kata lain, indikator pencapaian kompetensi pengetahuan TIDAK harus meliputi Keempatnya (pengetahuan faktual, konseptual, procedural, meta kognitif).
  2. Baik indikator pencapaian kompetensi untuk pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural masing-masing DAPAT lebih dari 1 (satu).

 

KD 4.1:

 

4.1.1. … (Rumuskan perilaku spesifik untuk KETERAMPILAN yang dapat diamati dan diukur – tindakan/melakukan suatu tugas dengan menggunakan pengetahuan dan sikap).

4.1.2. … (Rumuskan perilaku spesifik untuk KETERAMPILAN yang dapat diamati dan diukur – tindakan/melakukan suatu tugas dengan menggunakan pengetahuan dan sikap).

 

  1. Tujuan Pembelajaran

  

Catatan:

 

  1. Tuliskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indicator pembelajaran baik dari indicator pengetahuan maupun keterampilan.
  2. Rumusan Tujuan Pembelajaran harus memuat:

A         : Audience (sebagai premis pembelajaran)

B          : Behavior (Tingkah laku minimal setara dengan indicator)

C       : Condition (Kondisi pada saat pembelajaran/penilaian untuk mencapai indicator.

D        : Degree (Kriteria keberhasilan pembelajaran)

 

  1. Fokus Penguatan Karakter

 

Catatan:

Pilihlah karakter dari  6 aspek integritas yang tertuang dalam KI1 dan KI2 (maksimal 3 karakter) sesuai tujuan pembelajaran dan karakteristik materi serta model pembelajaran yang ingin dikembangkan.

 

Tanggung Jawab:  penguatan karakter tanggung jawab dalam pembelajaran KD 3.2 /Tema : ……terutama dilakukan pada saat siswa mengerjakan, mengumpulkan tugas yang diberikan

 

Santun : penguatan karakter tanggung jawab dalam pembelajaran KD 3.2 ………………..terutama dilakukan pada saat siswa terlibat aktif dalam diskusi dan presentasi

 

  1. Materi Pembelajaran

 

(Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi yang dicakup untuk materi pembelajaran reguler).

 

  1. Pendekatan/model/metode

Pendekatan         :

Model                  :

Metode                :

 

  1. Kegiatan Pembelajaran

 

(Tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN PENDAHULUAN dan KEGIATAN PENUTUP ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang DAPAT dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi – tidak dalam kalimat terpisah. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN INTI ditulis dalam rumusan kegiatan peserta didik YANG DAPAT  dilengkapi  dengan rumusan kegiatan guru – dalam kalimat terpisah. Tulis juga jumlah JP untuk setiap pertemuan dan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup).

 

  1. Pertemuan Pertama: 2 JP

 

  1. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)

 

CONTOH

 

  • Guru … untuk mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
  • Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu … dengan cara ….
  • Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu … dan menunjukkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ….
  • Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu ….
  • Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu … dan teknik penilaian yang akan digunakan, yaitu ….

 

  1. Kegiatan Inti (60 menit)

 

CONTOH : bila memilih pendekatan saintifik (SA)

Jika memilih PBL, PJBL, Inkuiri, discovery langkah kegiatan pembelajaran menyesuaikan dengan sintak model pembelajaran.

 

  • Mengamati

 

Misal: Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait dengan fenomena meletusnya gunung Merapi;

 

Catatan:

 

Fenomena yang diamati oleh peserta didik dapat berupa fenomena sebagaimana adanya di alam (pada situasi alami) dan/atau dalam bentuk model, gambar/foto, teks, grafik/tabel, diagram, charta, audio, video, dan/atau animasi.

 

  • Menanya

 

Misal: Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan meletusnya gunung Merapi,

Pertanyaan 1: … (pengetahuan faktual)

Pertanyaan 2: … (pengetahuan faktual)

Pertanyaan 3: … (pengetahuan faktual)

Pertanyaan 4: … (pengetahuan konseptual)

Pertanyaan 5: … (pengetahuan konseptual)

Pertanyaan 6: … (pengetahuan konseptual)

Pertanyaan 7: … (pengetahuan prosedural)

Pertanyaan 8: … (pengetahuan prosedural)

Pertanyaan …

 

  • Mengumpulkan informasi/data/mencoba – menalar/mengasosiasi – mengomunikasikan 1 (MISALNYA untuk pertanyaan 1, 2, dan 3)

 

Misal: Peserta didik mewawancarai ahli kegunungapian dan/atau membaca buku siswa halaman … untuk mengetahui kapan gunung Merapi meletus (tahun berapa saja dan dalam periode berapa tahunan), korban letusan terdahsyat, dan tanda-tanda gunung Merapi akan meletus  (fenomena gunung meletus). Kemudian peserta didik menuliskannya pada selembar kertas untuk ditempelkan pada papan pajang pekerjaan peserta didik.

 

  1. Kegiatan Penutup (12 menit)

 

  • Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai ….
  • Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengamati …, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara ….
  • Guru guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara ….
  • Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu ….
  • Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu ….

 

  1. Pertemuan Kedua: 2 JP

 

  1. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)

 

CONTOH

 

  • Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan ….
  • Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu … dengan cara ….
  • Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan, yaitu ….

 

  1. Kegiatan Inti (60 menit)

 

CONTOH

 

  • Mengumpulkan informasi/data/mencoba – menalar/mengasosiasi – mengomunikasikan 2 (MISALNYA untuk pertanyaan 4 dan 5)

 

 

  • Mengumpulkan informasi/data/mencoba – menalar/mengasosiasi – mengomunikasikan 3 (MISALNYA untuk pertanyaan 6)

 

 

 

  1. Kegiatan Penutup (12 menit)

 

  • Guru memfasilitasi peserta didik (a) membuat butir-butir simpulan mengenai ….
  • Guru bersama dengan peserta didik mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh dengan …, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara ….
  • Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara ….
  • Guru melakukan melakukan penilaian dengan teknik ….
  • Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu ….
  • Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu ….

 

  1. Pertemuan Ketiga: 2 JP

 

  1. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)

 

CONTOH

 

  • Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan ….
  • Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu … dengan cara ….
  • Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan, yaitu ….

 

  1. Kegiatan Inti (60 menit)

 

CONTOH

 

  • Mengumpulkan informasi/data/mencoba – menalar/mengasosiasi – mengomunikasikan 4 (MISALNYA untuk pertanyaan 7 dan 8)

 

 

  • Mencipta

 

Misal: Peserta didik membuat petunjuk tindakan menjelang, saat, dan paska letusan gunung api (IPS); merumuskan gagasan pembudidayaan tanaman yang cepat pertumbuhan dan perkembangannya (IPA); …

 

  1. Kegiatan Penutup (12 menit)

 

  • Guru bersama-sama peserta didik membuat butir-butir simpulan terkait ….
  • Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh dengan …, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara …; serta mencipta …
  • Guru melakukan penilaian dengan teknik ….
  • Guru memberitahukan pembelajaran remedi, yaitu …
  • Guru memberitahukan pembelajaran program pengayaan, yaitu …
  • Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu ….

 

  1. Media, Alat dan bahan, sumber belajar
  2. Media Pembelajaran

…………………………………..

……………………………….

  1. Alat dan Bahan

……………………………………..

…………………………………….

  1. Sumber Belajar

…………………………………..

…………………………………..

  1. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

        Penilaian Pembelajaran Reguler

  1. Teknik penilaian

Karakter                     : Non Tes

Pengetahuan             : Tes Tertulis

Keterampilan            : Non Tes : Uji Petik Produk (Tuliskan …………)

 

  1. Instrumen penilaian

Karakter                     : Jurnal

Pengetahuan             : Soal Uraian

Keterampilan            : Rubrik Penilaian Uji Petik Produk

 

Penilaian Pembelajaran Remedial

  1. Teknik :
  2. Instrumen :

 

Penilaian Pembelajaran Pengayaan

  1. Teknik :
  2. Instrumen :

 

 

Catatan:

Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

  1. Remedial

Pembelajaran remedial dilaksanakan secara klasikal jika nilai siswa dibawah KKM  cukup banyak,  apabila siswa yang mendapat nilai di bawah KKM hanya sedikit, maka pembelajaran berupa bantuan secara individual.

  1. Pengayaan

Pengayaan diberikan pada peserta didik yang nilainya melampaui KKM, dalam hal ini para siswa diminta melakukan kegiatan penyelesaian soal-soal dengan dasar materi yang telah dipelajari. (Lampiran 1a., 1b., dan 1c)

 

 

…, ………………………… 2016

Mengetahui

Kepala SMA                                                                                                        Guru Mata Pelajaran

 

 

________________________                                                        _________________________

NIP. …                                                                                                   NIP. …